Sunday, November 20, 2011

Siapa Mendorong Saya


Alkisah ada seorang Saudagar kaya raya sedang mengadakan pesta jamuan makan yang bertujuan mencari menantu untuk putri kesayangannya. Diundanglah seluruh warga  Desa ke pesta perjamuan makannya. Setiap tamu yang hadir dimanjakan dengan aneka hidangan yang lezat.
Sebagai penutup sang Saudagar ternyata telah menyiapkan sebuah kolam yang berisi ratusan ular berbisa dan puluhan buaya. Ow..ow..Sang Tuan rumah menantang setiap tamunya untuk berenang menyeberangi kolam neraka itu. 
Sang Saudagar telah menyiapkan hadiah sebagai kompensasi tantangannya yakni 1. Menikah dengan putrinya. 2. Memperoleh 100 ribu hektar kebun kelapa sawit siap panen. 3. Berhak atas uang ratusan juta plus emas dan berlian.
Tantangan itu bertujuan menjaring calon menantu yang berani serta memiliki dedikasi tinggi terhadap keluarga. 
Belum selesai pengumuman tantangan itu tiba-tiba hadirin dikejutkan oleh bunyi ceburan air yang cukup keras disertai gerakan renang yang begitu cepat sepanjang kolam. semua mata takjub, terperangah, heran siapa gerangan orang yang begitu antusias mengikuti tantangan ini.
Akhirnya si perenang tersebut sampai ke tepi kolam dengan nafas terengah-engah dengan tubuh yang penuh goresan luka. Ia pemuda berusia 28 tahun dengan wajah lumayan ganteng.
Dihadapan seluruh tamu yang hadir, pemuda tersebut ditawarkan hadiah apa yang diinginkannya. si pemuda hanya menggeleng-gelengkan kepala. Si pemuda itu hanya menjawab, "Saya hanya ingin tahu, siapakah yang telah mendorong saya? ".
Terkadang dalam kehidupan diperlukan dorongan-dorongan agar seseorang lebih berani dalam upaya menyelesaikan persoalan hidupnya. Acapkali seseorang memvonis diri tidak bisa. Padahal belum mencoba. Atau tetap mengatakan tidak mampu meski sudah dibekali peralatan yang mumpuni.
Dorongan-dorongan yang ada dalam diri untuk berkarya akan mewarnai sejauh mana tingkat profesionalisme seseorang. Itulah sebabnya seorang profesional tidak hanya tahu dan ahli dalam mengerjakan sesuatu, melainkan seseorang yang dapat melakukan pekerjaan terbaiknya saat dia merasa tidak ingin melakukannya.
Disarikan dari 1/2 isi 1/2 kosong-Parlindungan Marpaung

1 comment: