Thursday, November 10, 2011

KORELASI POSITIF ORANG TUA-ANAK DALAM PENDIDIKAN


Ini adalah kisah dari salah seorang guru di Surabaya. Guru tersebut berjumpa dengan salah seorang wali muridnya sedang beri’tikaf di masjid. Padahal hari tersebut bukanlah hari libur kerja. Si bapak wali murid tersebut menjelaskan bahwa ia selalu berusaha mengambil cuti guna beri’tikaf di masjid, ketika anaknya sedang menjalani ulangan semester. Si Bapak tersebut berdo’a pada Allah agar berkenan memberikan kemudahan pada anaknya. Kemudian Guru tersebut menggumam dalam hati, pantas saja anak si Bapak tersebut merupakan salah satu muridnya dengan prestasi luar biasa. Baik akademik maupun akhlaknya.
Di saat yang lain, guru tersebut menjumpai seorang wali murid yang memiliki 3 anak yang berprestasi dan sangat baik akhlaknya. Wali murid tersebut seorang PNS. Beliau selalu menghabiskan gajinya untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. Kebutuhan makan sehari-hari ditopang oleh tambak warisan yang tak seberapa besar. Dalam kesehariannya, keluarga wali murid ini memang hidup begitu sederhana. Seolah-olah hanya mengabdikan hidup untuk keberhasilan pendidikan anak-anaknya saja.
Fenomena tersebut mengajarkan kepada kita bahwa keadaan orang tua sangat mempengaruhi keadaan anaknya. Ada korelasi positif antara kesungguhan dan pengorbanan orang tua mendidik anak dengan keberhasilan anak-anak. Walau terkadang hasil pengorbanan itu belum bisa dirasakan sebagian orang tua saat anak-anak masih di bangku sekolah. Tapi mesti diyakini bahwa kesungguhan dan pengorbanan orang tua tak ada yang sia-sia.
Dalam konteks perhatian, pengorbanan, dan penjagaan, dua kisah tersebut membawa pada kisah si induk ayam sedang mengerami telurnya. Ayam mengerami telurnya dalam kurun 21 hari. Selama waktu itu pula induk ayam menjalankan ‘tirakat’ dari makan minum maupun dari godaan si ayam jago. Setiap waktu induk ayam membolak balik telurnya agar setiap bagian memperoleh kehangatan cinta yang merata.
Orang bijak adalah orang yang mampu mengambil hikmah dari setiap kejadian untuk perbaikan diri. Hikmah adalah ibarat barang yang hilang dari seorang mukmin dan wajib baginya mencari. Peristiwa ayam tersebut dapat menjadi hikmah bagi kita untuk lebih meningkatkan kualitas dalam mendidik anak.  Hikmah tentang arti penting perhatian, penjagaan dan pengorbanan orang tua untuk kesuksesan dan kebahagiaan anak-anak. Hikmah bahwa anak-anak juga membutuhkan sentuhan emosi dan spiritual kita dalam proses pendidikan mereka.
Jika kita mendapati anak-anak kita belum sesukses dan sebaik yang kita harapkan  maka yang  sebaiknya dilakukan adalah : kita perlu mengevaluasi diri.
Taken from : rubrik salam guru. Buletin Guru Indonesia. Edisi September 2007. Dengan sedikit perubahan.

1 comment: